Spanduk tolak UKT/SPP di gedung A kampus Univ. Muhammadiyah Maluku Utara. (Foto/ajun) |
lpmkultura.com –
Sejumlah spanduk dibentangkan di gedung A kampus Muhammadiyah Maluku Utara,
pada Senin (22/6/2020). Spanduk itu tertulis sejumlah tuntutan mahasiswa di
tengah pandemi, salah satunya menolak bayar UKT/SPP.
Ini menjadi gerakan mahasiswa pertama kali semenjak pandemi
awal Maret lalu. Belum ada gerakan aksi massa mahasiswa secara masif –turun ke
jalan misalnya. Namun, menurut Saddam, salah satu mahasiswa yang saya temui di
pelataran kampus, mengatakan akan melakukan konsolidasi dengan mahasiswa yang
lain.
“Protes ini dilakukan karena di tengah pandemi, kami tidak
menggunakan fasilitas kampus, namun harus tetap membayar uang kuliah.
Sementara, kami harus menanggung beban, uang kost dan uang makan lagi,” ujar
Saddam kepada lpmkultura, sore hari
di lingkungan kampus.
Saddam bilang, sejauh ini dia belum mendengar kebijakan
apapun dari kampus perihal peringanan atau pembebasan uang semester. Penolakan
terhadap uang kuliah ini bukan tanpa dasar. Dia merujuk pada persoalan yang
mereka hadapi saat ini.
“Jadi, pandemi ini kan memukul sekali ekonomi orang tua
kita. Susah sekali mendaptkan uang. Berharap Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang
diberikan pemerintah, saya rasa tidak cukup. Apalagi uang kuliah kami mahal,”
keluh Saddam.
Aksi bentangkan spanduk ini, dia bilang karena melihat situasi gerakan mahasiswa di Maluku Utara, terutama di Kota Ternate yang agak redup. Walaupun ada beberapa mahasiswa di kampus lain, seperti Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate yang menggelar aksi online.
Sependapat dengan Saddam, Agil, salah satu mahasiswa yang
juga ditemui di lingkungan kampus, menuturkan bahwa jika kebijakan kampus hanya
meringankan tanpa membebaskan uang kuliah, maka itu tidaklah logis.
Dia mengatakan, uang semester yang mereka bayarkan dengan
nilai juataan itu tidak sama sekali di gunakan. Bahkan, kata dia, kampus pun
tidak memberikan subsidi berupa qouta untuk
mahasiswa akses internet selama perkuliahan secara online.
Agil bahkan dengan tegas mengatakan bahwa dia bersama teman-temannya menolak membayar SPP dan menolak kampus yang liberalistik.
Seperti di ketahui, hampir seluruh mahasiswa di Indonesia mengeluhkan terkait uang kuliah. Beberapa daerah bahkan sudah turun ke jalan dengan protokol COVID-19 untuk menuntut agar kampus menggratiskan pendidikan.
Reporter: Fahdi AR. Jusuf
Editor: Ajun
Assalamualaikum mohon maaf sebelumnya kenapa beritanya tidak sesuai dengan apa yang sya sampaikan. Mohon jangan mengada Ngada berita aalagi berita diatas tertulis kalimat tegas tentang UKT. W"d Agil bahkan dengan tegas mengatakan bahwa dia bersama teman temannya menolak membayar SPP dan menolak kampus yang liberastik" bahkan kalian wawancarai juga sya sendiri kenapa tertera ada teman teman sya.tidak ada komentar dari teman-teman sya. Sya juga seorang jurnalis. Sekali lagi mohon diklarifikasi. Ini tidak sesuai. Mohon jadi jurnalis yang jujur dan bijak dalam menulis. Karena ini menyangkut banyak orang. Apalagi kampus "Aku UMMU dan Aku Bangga".
BalasHapusSekali lagi diperbaiki atau tindak lanjuti Tulisan yang akan menjatuhkan.
Semoga Allah jauhkan dari neraka tangan orang-orang yang menyebarkan berita yang tidak benar.
BalasHapusPenulis orang cerdas, namun alangkah baiknya lebih bijak dalam menyebarkan berita karena itu tidak sesuai. Dari tulisan diatas, ada yang tidak sesuai dan itu sudah melanggar kode etik jurnalistik no 5 dan No 9.
Mohon diklarifikasi..
Saya no comment aja lah.. hehe..
BalasHapus