LPM Aspirasi -- Ratusan mahasiswa datangi Polres Ternate, pada Senin (18/4/2022) malam ini. Mereka datang bersolidaritas terhadap 36 orang rekan mahasiswa yang ditangkap di Polres Ternate.
hingga pukul 21.34 WIT, sejumlah mahasiswa dari komite BBM dan Komite Mahasiswa Bersatu, masih terpantau duduk di emperan depan Kantor Polres.
Aslan S, anggota Sekolah Critis, yang turut datang ke Polres, mengatakan kedatangan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap 36 rekan mahasiswa yang ditangkap.
"Kami datang untuk bersolidaritas agar 36 massa aksi yang ditangkap segera dibebaskan, dan bisa pulang ke rumah," terangnya.
Dalam pantauan aspirasipress.com, ratusan mahasiswa berhamburan diluar kantor Polres Ternate. Mereka duduk diemperan jalan sembari meminum air dan menghisap rokok selepas berbuka puasa.
Akibatnya, terjadi kemacetan di depan Polres. Polisi lalu menghimbau agar massa segera membubarkan diri. Beberapa saat kemudian, massa dibubarkan. Dua orang kembali ditangkap. Sudah ada 38 orang yang ditahan di Kantor Polisi Resort Kota Ternate, Maluku Utara.
Kedua orang yang ditangkap di depan Polres, diantaranya Muhaimin Robo, dan Asis Robo, Mahasiswa yang kuliah di Institut Agama Islam Negri (IAIN) Ternate.
Aslan bersama beberapa pimpinan organisasi masih berupaya membebaskan semua massa yang ditangkap. Saat ini, mereka telah menghubungi Lembaga Bantuan Hukum(LBH) Maluku Utara untuk mendampingi rekan-rekan mereka.
Kata dia, setelah koordinasi dengan kepolisian, 38 mahasiswa yang ditahan baru akan dibebaskan besok hari.
"Belum ada info terkait siapa saja yang didalam, tapi sudah pasti itu mahasiswa yang aksi tadi. Tapi kalau dari aliansi BBM kami sudah mengidentifikasi 14 nama yang di tangkap," ungkap Aslan.
14 orang dari komite BBM diantaranya, Giral dan Sanusi [Teknik Ummu] Farok, Fikri Harsono, Ardin dan Mujahidin Adb Rahim [HMI], Alfarijik [KAMMI], Ariadi [Pelajar], Ade [LMND], Jihan [SOMBAR], Bahtiar dan Fuji Pangandro (SDMN), serta Irfan Polaup [Fakultas Eonomi Unkhair].
Sebelumnya, penangkapan 36 mahasiswa itu berawal dari aksi yang digelar oleh ribuan mahasiswa di Kota Ternate, Maluku Utara pada Senin, (2/12/19) pagi hingga sore tadi.
Mereka menyuarakan soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kenaikan PPN 11%, dan kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Indonesia.
Ada dua aliansi di Ternate. Komite Bergerak Bersama Masyarakat yang menggelar aksi di Bandara Sultan Babullah berakhir Ricuh. 14 massa aksi di tangkap. Sementara, Komite Mahasiswa Bersatu menggelar aksi di depan Kantor Walikota Ternate. 22 massa aksi di tangkap.
Reporter: Darman Lasaidi
Editor: Susi H Bangsa