Penyampaian materi oleh KontraS. Foto: Hairul Rahmat/LPM Aspirasi. |
LPM Aspirasi — Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindakan Kekerasan (KontraS) menggelar pelatihan advokasi Hak Asasi Manusia (HAM) pada Selasa, (27/9/2022) di gedung Rektorat, Universitas Khairun Ternate.
Tujuan kegiatan ini memberikan edukasi kepada mahasiswa terkait pentingnya hak asasi manusia (HAM). Karena Ternate, maupun Maluku Utara tidak luput dari kejahatan kemanusiaan; kekerasan kepada masyarakat, kekerasan seksual, serta pelanggaran-pelanggaran HAM berat lainnya.
Dimas Bagus Arya, devisi internal dan organisasi KontraS mengatakan mereka memiliki visi-misi sejalan dengan tujuan awal terbentuknya kontraS. Yaitu membentuk gerakan masyarakat sipil yang kuat, solid dan Madani.
“Kedatangan kontraS ke Universitas Khairun untuk menyatukan elemen mahasiswa. Tujuannya melakukan kerja-kerja pendampingan kepada masyarakat sipil yang ditindas, serta mengupayakan keadilan yang merata di Indonesia,” ujarnya.
Kata Dimas, selain persoalan kekerasan yang kian meningkat, demokrasi di Indonesia dari tahun 2018 hingga 2021 alami kemunduran. Hal itu berdampak buruk terhadap corak demokrasi di Indonesia.
Kedatangan KontraS ke Ternate tak sekadar workshop mengenai advokasi dan HAM, mereka juga turut melakukan riset terkait situasi demokrasi yang ada di Kota Ternate.
Dimas bilang, ada dua agenda yang telah direncanakan oleh kontraS. Pertama melakukan upaya konsuldasi kepada masyarakat sipil.
“Tujuannya mengasah pengetahuan dan kemampuan dalam memahami isu-isu terkait dengan hak asasi manusia,” ungkap Dimas kepada LPM Aspirasi.
Kedua, mengawal isu-isu yang sedang marak terjadi di Indonesia. Seperti penyusutan kebebasan sipil, ruang-ruang demokrasi dalam lingkungan akademis macam kampus.
“Dengan adanya drop out terhadap mahasiswa yang berpartisipasi dalam aksi demonstrasi, ini menunjukkan bahwa mahasiswa kita perlu di beri pelatihan tentang bagaimana kita melihat soal corak demokrasi yang dibangun,” kata Dimas.
Reporter: Hairul Rahmat
Editor: Susi H. Bangsa