Unjuk Rasa Soal IPI Dapat Tanggapan dari Pihak Kampus

Puluhan massa aksi di depan Gedung Rektorat Unkhair Ternate, Rabu (21/8/2024) Foto: Syahrullah Muin/LPM Aspirasi.


LPM Aspirasi-- Mahasiswa Universitas Khairun (Unkhair) Ternate melakukan unjuk rasa di depan Gedung Rektorat, Kampus II Gambesi, Ternate Selatan pada Rabu (21/8/2024). Aksi ini berkaitan dengan Iuran Pengembangan Institut (IPI). 

Massa membentangkan spanduk bertuliskan “Menuntut Keadilan Iuran Pengembangan Institut” sebagai upaya mendesak pihak kampus untuk menurunkan biaya IPI, atau memberikan keringanan bagi mahasiswa baru agar dapat dicicil. 

Ajim Umar, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya mengatakan aksi ini bentuk keresahan dari mahasiswa baru tahun 2024, sebab biaya iuran pembangunan institut sangat tinggi. Alhasil membuat calon mahasiswa yang sudah lulus seleksi terpaksa mengubur mimpinya untuk melanjutkan studi di Unkhair.

“Ada calon mahasiswa yang tidak lanjut kuliah, ada juga yang tidak bisa sekaligus membayar, sehingga kami menuntut pihak kampus agar memberikan jalan alternatif dengan cara mahasiswa dapat mencicil,” tandasnya.

Laporan terakhir Badan Eksekutif Mahasiswa Unkhair ada 315 keluhan mahasiswa yang masuk. Ada juga beberapa yang disampaikan langsung melalui Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas.

Berangkat dari laporan-laporan itu, Ajim mengatakan pengurus BEM Universitas maupun BEM Fakultas di Unkhair melakukan koordinasi. Mereka melakukan pertemuan dengan pihak rektorat untuk mencari jalan alternatif untuk para mahasiswa ini bisa melanjutkan pendidikan. 

"Ketika kami berkordinasi dengan pihak rektorat meminta agar IPI ini bisa diturunkan atau paling tidak bisa dicicil, namun hal itu tidak diindahkan,” ucapnya.

Menurut Ajim, meskipun kebijakan IPI ini tidak bisa dicabut karena turunan dari Permendikbud-ristek, akan tetapi ada cela dalam peraturan tersebut yang memberi keringanan mahasiswa dengan cara dicicil. Ada sekitar 300 lebih mahasiswa baru Unkhair 2024 yang mengeluh terkait IPI ini.

Bagi Ajim, secara pribadi dia merasa Iuran ini sangat mahal. Hal ini membuat mahasiswa yang orang tuanya dari kalangan kelas bawah, petani, buruh dan nelayan sangat terbebani.

Aksi mahasiswa ini juga sekaligus merespon pernyataan Rektor Unkhair, M. Ridha Ajam beberapa waktu lalu. Rektor menyebut IPI sudah sewajarnya untuk mahasiswa. Menurutnya, iuran yang diberlakukan oleh kampus cukup murah dibandingkan universitas di luar sana, sehingga jika ada yang mengeluh maka tidak perlu lanjut kuliah.

“Kami menyayangkan pernyataan dari rektor beberapa waktu lalu karena kampus harusnya menjadi lembaga untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebab itu maka biaya pendidikan harusnya terjangkau untuk segala kalangan,” jelasnya.

Abdul Kadir Kamaluddin, Wakil Rektor III Unkhair Ternate menepis berita yang beredar di media. Menurutnya pernyataan itu bukan berasal langsung dari pihak rektor. 

"Berita yang tengah beredar yang mengatakan kalau mengeluh jangan kuliah di Unkhair itu fitnah. Pihak rektorat tidak pernah memberikan pernyataan seperti itu,” ungkapnya.

Abdul Kadir juga menjelaskan jika IPI sebenarnya bisa dicicil. Ada mekanisme untuk mencicil iuran ini. Yaitu lewat mekanisme surat pernyataan dari orang tua.

"IPI ini sebenarnya bisa dicicil tetapi harus lewat mekanisme surat dari orang tua yang membiayai kuliah mahasiswa, hal itu tertulis dalam Permendikbud No 2 Tahun 2024,” terangnya saat menemui mahasiswa.


Reporter: Syahrullah Muin

Editor: Susi H Bangsa

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama