Kegiatan bersih-bersih sampah di Pantai Sasa, Ternate Selatan pada Jumat (25/10/2023). Foto: Wahyudi Hi Abubakar/LPM Aspirasi. |
LPM Aspirasi -- Sebagai bagian dari bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate melakukan aksi bersih-bersih sampah. Kegiatan itu dilaksanakan pada Jumat (25/10/2024) di pantai Kelurahan Sasa, Ternate Selatan.
Agenda yang bertemakan “Clean Up Pesisir” ini dilakukan dalam rangka memperingati Milad HMI Komisariat Perikanan dan Ilmu Kelautan yang ke sebelas tahun.
Penyelenggara kegiatan itu juga melibatkan Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himapro), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) serta, pemerintah kelurahan Sasa.
Ikrar Muhammad, ketua umum Komisariat Perikanan dan Ilmu Kelautan mengatakan, clean up dilakukan di kelurahan Sasa karena menjadi salah satu kelurahan produksi sampah yang cukup banyak.
"Harapan kedepannya, pemerintah setempat perlu lebih lihai untuk melihat masyarakat dan lingkungan agar lebih peduli terhadap sampah,” tambahnya.
Andika Ismail, ketua panitia bilang, kegiatan bersih pantai untuk sementara hanya berfokus di RT 4, Kelurahan Sasa. Karena selain kekurangan personel juga banyaknya sampah yang menumpuk.
"Harapannya, dengan digelarnya kegiatan ini, pemerintah di tingkat kelurahan hingga kota segera menyelesaikan persoalan sampah di pantai selatan Ternate tersebut," katanya.
Ridwan Boy, Lurah Kelurahan Sasa mengapresiasi kegiatan itu. Menurutnya kegiatan yang dilakukan sejumlah mahasiswa itu memiliki dampak yang positif. Ini sekaligus memberikan contoh kepada masyarakat khususnya di Kelurahan Sasa supaya menjaga lingkungan sekitarnya.
Kata dia, sudah ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota dan kelurahan dengan pembuatan tong sampah organik dan anorganik di sejumlah titik di Kelurahan Sasa.
”Namun, semuanya sudah tidak aktif, tinggal kembali pada kesadaran masyarakat," tambahnya.
Foto bersama setelah kegiatan bersih-bersih sampah di Pantai Sasa, Ternate Selatan pada Jumat (25/10/2023). Foto: Wahyudi Hi Abubakar/LPM Aspirasi. |
Minimnya Fasilitas dan Kesadaran Masyarakat
Persoalan banyaknya sampah di pantai Sasa, menurut warga, disebabkan kurangnya fasilitas macam tong sampah dan minimnya kesadaran buang sampah pada tempat dari masyarakat sekitar.
Joniferson, warga Kelurahan Sasa mengatakan, sebaiknya ada penyediaan tempat sampah seperti tong sampah agar masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan. Juga setiap hari libur harus ada kegiatan bersih-bersih.
"Bakotor sekali (sangat kotor) pantai sini, bagusnya kalau setiap hari libur ada pembersihan, misalnya hari Minggu, kan semua libur jadi bisa saling baku bantu," tuturnya.
Sementara itu, Ferdi, salah satu warga bilang kegiatan bersih-bersih sampah sudah sering dilakukan, namun seperti tidak ada gunanya.
Ungkapan Ferdi itu, buntut kekesalan dia. Pasalnya ketika hujan datang sampah kembali menumpuk di pantai Sasa.
Bagi Ferdi, sampah-sampah di pantai sasa tidak serta merta ada di pantai, melainkan muncul melalui barangka atau kali mati yang ada. Masyarakat yang ada disekitar, masih membuang sampah ke dalam kali mati. Ketika hujan datang, sampah-sampah itu terbawa air ke pesisir dan menumpuk.
“Tarada hasil (tidak ada hasil), Sampah ini bukan dari pesisir pantai, ini dari bagian hulu. Tara (tidak) percaya? nanti musim hujan kesini lihat," ungkapannya.
Alternatif terakhir, menurut dia, selain fasilitas perlu ada peraturan yang tegas dari kelurahan atau pemerintah kota terkait buang sampah sembarangan. Perlu ada pengenaan denda bagi mereka yang buang sampah ke kali mati. Kalau sekadar teguran tidak akan ada efek jerah.
Bagi dia, sekadar membersihkan sampah di pantai tidak merubah apa-apa kalau kesadaran buang sampah masih minim. Pasalnya dia bersama warga lain sudah sering berupaya membersihkan namun ketika hujan datang, sampah kembali menumpuk.
“Harus ada aturan juga, siapa yang buang sampah ke dalam barangka denda mereka, supaya ada rasa takut. Tapi kalau kalian cuman begini kan percuma. Tadi kalau saya ada, saya usir kalian. Bikin lelah. Karena kami di sini hampir tiap hari kasih bersih tapi tara hasil karena sampah ini sumbernya dari hulu," tandasnya.
Reporter Magang: Wahyudi Hi Abubakar
Editor: Susi H. Bangsa