Mahasiswa FKIP Unkhair Keluhkan Penumpukan Sampah di Lingkungan Fakultas

Tumpukan sampah di belakang ruang 13 Prodi Matematika Unkhair. Foto: Ardian M. Djauna/LPM Aspirasi.

LPM Aspirasi -- Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate keluhkan kebersihan lingkungan kampus. Banyak sampah berserakan di beberapa lokasi FKIP.  Persoalan ini sebabkan ketidaknyamanan mahasiswa dalam menjalani aktivitas.

Indi (bukan nama sebenarnya) salah seorang mahasiswa program studi Matematika mengakui hal itu. Ia merasa resah sebab terdapat penumpukan sampah di beberapa bagian kampus. Keadaan macam itu sangat mengganggu aktivitas.

Penampungan sampah di depan ruang Prongram Studi (Prodi) Matematika misalnya. Pihak Universitas menjadikan lokasi itu sebagai penampungan sampah sementara sejak pertengahan tahun 2024. Hingga kini, sampah mulai menumpuk. Gundukkan sampah tersebut telah meluas dan hampir menutupi akses ke ruang 13 Prodi matematika.

“Kami merasa terganggu dengan penampungan sampah yang tidak jauh dari ruangan kami. soalnya bau tak sedap yang berasal dari penampungan sampah itu . Serius itu mengganggu aktifitas perkuliahan kami,” keluhnya saat ditemui di pelataran kampus pada Senin (18/11/2024).

Padahal, kata Indi, penampungan sampah ini dulunya hanya untuk menampung sampah kering yang bisa langsung dibakar. Sekarang berbagai jenis sampah ada di situ, dari kering hingga basah.

“Iya, kita kan belajar perlu kenyamanan. Harusnya itu diangkut terus dibuang ke tempat pembuangan akhir saja,” ungkap Indi.

Selain depan ruang 13 Prodi Matematika, penumpukan juga terjadi di samping Gazebo BNI dan Sekretariat Bersama Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).

Udin (nama samaran) juga keluhkan sampah yang kian menumpuk di lingkungan kampus. Kata dia, hal ini sudah berlangsung lama. Ia bersama BEM dan HMJ pernah persoalkan masalah ini ke pihak fakultas, namun persoalan ini diabaikan.

"Saya berharap pihak kampus mau mencari solusi karena memang betul, ini sangat menganggu. Harus ada mekanisme buang sampah yang baik. Misalnya kerja sama dengan pemerintah kota untuk pengangkutan sampah,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Mulyadi, Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan bilang, problem penumpukan sampah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan karena tidak ada armada pengangkut. 

“Bukan tidak mau membuang keluar, memang sengaja ditampung, kalau memang sudah terlalu banyak, baru akan diangkut dengan mobil pengangkut sampah,” terangnya.

Menurutnya, sampah tidak akan terlalu menumpuk jika sekadar aktivitas mahasiswa. Sampah justru banyak diakibatkan oleh pemakaian Aula kampus. Misalnya penggunaan Aula kampus oleh instansi dari luar. Paska kegiatan tidak ada pembersihan dan pengangkutan sampah untuk langsung dibuang.

“Parahnya, ketika Polda atau instansi dari luar Universitas Khairun memakai Aula Banau, mereka sama skali tidak menjaga kebersihan, sehingga sampah dari hasil kegiatan itu sengaja dibiarkan terbengkalai begitu saja,” ungkapnya 

Setelah ini, lanjut dia, pemakai Aula juga harus membersihkannya dan sampah hasil dari agenda di sini wajib dibuang keluar kampus. Jangan lagi ditumpuk di kampus. 


Reporter: Ardian M. Djauna

Editor: Susi H. Bangsa

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama